UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA
MELAUI PERMAINAN “PUZLE KATA
PROPOSAL
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Sarjana
Dosen
: Astati Dra.MP.d
Disusun
Oleh :
N U R A E N I
NIM : 42032102064604
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2011
PROPOSAL PENELITIAN
Judul :
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN
MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA MELALUI
” PERMAINAN PUZLE KATA ”
A. Latar Belakang
Pendidikan
bukan hanya hak dan kebutuhan warga atau masyarakat tertentu saja, melainkan
hak semua warga Negara. Hal ini jelas tercantum dalam Pasal 31 UUD 1945 tentang
hak setiap warga Negara untuk memperoleh
pendidikan dan pasal 32 UUSPN No.20 tahun 2003 tentang pendidikan khusus dan
pendidikan layanan khusus.
Hal
ini juga merupakan anak tunagrahita yang tidak dibedakan dalam hal pendidikan.
Mereka pun berhak untuk mendapatkan suatu pengajaran di sekolah walaupun mereka
memiliki keterbatasan kecerdasan. Hal ini dapat dilihat dalam UU RI No.20
tentang Sisdiknas, pada pasal 5 ditegaskan bahwa “ Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau social berhak memperoleh pendidikan khusus”.
Dalam
mewujudkan hal tersebut, sekarang telah banyak ditemukan sekolah- sekolah
pendidikan khusus. Dan karena anak-anak tunagrahita ini memiliki banyak
keterbatasan namun mereka pun pada umunya memiliki potensi dan kekuatan oleh
karena itu pendidikan layanan bagi mereka harus diupayakan untuk dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Maka tenaga
pendidik dapat menggunakan cara
pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran pada anak normal pada umumnya.
Upaya guru dalam mengembangkan
kemampuan membaca permulaan dengan melalui
permainan puzzle kata diharapkan dapat membantu dalam memberikan
pembelajaran yang optimal pada anak-anak tunagrahita.
Permainan merupakan suatu selingan pemberian media
atau alat peraga yang secara rutin berlangsung di kelas dari hari ke hari.
Permainan membnatu membuat suasana lingkungan belajar menjadi menyenangkan,
bahagia, santai, namun tetap memiliki suasana yang kondusif. Melalui permainan,
siswa dilatih untuk bekerja sendiri, tabah, percaya diri, tidak mudah putus
asa, dan pantang menyerah. Permainan puzzle kata digunakan untuk meningkatkan
kemampuan membca permulaan pada anak tunagrahita ringan kelas IV SDLB C
Hasil studi
pendahuluan(observasi) yang dilakukan dii SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi pada
tanggal 19 Agustus 2011, ternyata masih ada beberapa siswa khususnya kelas IV
SDLB C yang masih mengalami kesulitan dalam hal membaca kata-kata walaupun
hanya tediri dari 3-4 huruf dan 2 suku kata.Dengan karakteristik anak yang
sangat aktif,dalam pembelajaran anak sehari-hari pun sering merasa bosan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,
karakteristik dan permasalahan yang dihadapi, sesuai pula dengan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
” Bagaimana
upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita
melaui permainan puzzle kata di SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi, SLB N
Pangandaran, SLB Muhamadiyah Banjarsari?”
C. Batasan Masalah
Masalah-masalah
yang akan dibahas pada penelitian ini dapat diuraikan dalam
beberapa
hal berikut ini :
- Kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan kelas IV SDLB di SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi, SLB N Pangandaran, SLB Muhamadiyah Banjarsari
- Upaya guru dalam mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan kelas IV SDLB di SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi, SLB N Pangandaran, SLB Muhamadiyah Banjarsari
- Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam upaya mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan kelas IV SDLB di SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi, SLB N Pangandaran, SLB Muhamadiyah Banjarsari
D. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan itu antara lain
sebagai berikut :
- Untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan kelas IV SDLB di SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi, SLB N Pangandaran, SLB Muhamadiyah Banjarsari
- Untuk memperoleh gambaran tentang upaya guru untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan kelas IV SDLB di SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi, SLB N Pangandaran, SLB Muhamadiyah Banjarsari
- Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan kelas IV SDLB di SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi, SLB N Pangandaran, SLB Muhamadiyah Banjarsari
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat
penelitian bagi guru:Sebagai sumber pengetahuan dalam mengambangkan kemampuan
membaca permulaan pada anak tunagrahita
ringan kelas IV SDLB
2. Manfaat penelitian bagi siswa: Sebagai cara
belajar yang menyenangkan
3. Bagi
penulis :Sebagai pengetahuan dalam proses belajar mengajar dan pengalama
membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan kelas IV SDLB
F. Definisi Operasional
Salah satu definisi anak tunagrahita yang diterima
secara luas dan menjadi rujukan utama ialah yang dirumuskan Grossman ( 1983)
yang secar resmi dignakan AAMD ( American
Association on Mental Deficiency ) sebagai berikut :
Mental retardation refers to significantly
subaverage general intellectual fuctioning resulting in or adaptive behavior
and manifested during the developmental period.
Artinya, ketunagrahitaan mengacu pada fungsi
intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di bawah rata-rata
(normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian dan semua ini berlangsung pada masa
perkembangannya.
Karakteristik
anak tunagrahita pada umumnya dikemukakan oleh James D. Page dalam hal :
Kecerdasan, social, fungsi-fungsi mental lannya, dorongan dan emosi, kepribadian
dan organisme, secar singkat akan diuraikan sebagai berikut :
- Kecerdasan, kapasitas belajarnya sangat terbatas terutama untuk hal-hal yang abstrak.
- Sosial, dalam pergaulan mereka tidak dapat mengurus, memelihara dan memimpin diri
- Fungsi-fungsi mental lainnya, mereka mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian,pelupa, dan mengalami kesukaran mengungkapkan kembali suatu ingatan.
- Dorongan dan emosi, perkembangan dan dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketunagrahitaan masing-masing. Mereka jarang sekali menghayati perasaan bangga, tanggung jawab, dan hak social.
- Organisme, Mereka baru dapat berjalan dan berbicara pada usia yang lebih tua dari anak normal, sikap dan geraknya kurang indah, diantaranya banyak yang mengalami cacat bicara, gangguan penglihatan dan pendengaran.
Dalam penelitian kali ini
penulis berusaha untuk memberikan salah satu upaya dalam mengembangkan
kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan melalui permainan ”Puzzle
Kata” yang dapat dilakukan oleh guru. Dalam hal ini peneliti akan menjelaskan
bahwa kemampuan membaca disini bukanlah siswa dapat membaca kalimat secara
lancar, namun hanya ditargetkan bahwa siswa dapat membaca kata-kata yang
terdiri dari dua suku kata, seperti :
Bu-di Bu-ku i-tu i-ni
Bu-lu Bu-
ta i-bu i-ta
A-ku A-li i-ba a-ti, dll
Dalam pengaplikasiannya pada permainan Puzzle Kata ini dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Guru menyiapkan beberapa kata bergambar
yang telah disembuyikan di beberapa tempat di ruang kelas, puzzle huruf-huruf
dan gambar-gambar sesuai dengan kata-kata tadi.
2. Anak di minta buntuk berlomba mencari
kata-kata yang telah disembunyikan
3. Setelah menemukan, anak diminta mencari
gambar yang sesuai
4. Kemudian, anak diminta mencari huruf-huruf
yang sesuai dengan kata yang telah ditemukan, kemudian d tempel pada papan
sterofoum
G. Pertanyaan Penelitian
Dalam penelitian ini diajukan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kemampuan membaca permulaan anak
tunagrahita rigan kelas IV SDLB di SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi, SLB N
Pangandaran, SLB Muhamadiyah Banjarsari ?
2. Upaya apakah yang dilakukan guru dalam
mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita ringan kelas IV SDLB
di SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi, SLB N Pangandaran, SLB Muhamadiyah
Banjarsari ?
3. Kesulitan-kesulitan
apa yang dihadapi guru dalam upaya mengambangkan kemampuan membaca permulaan
anak tunagrahita ringan kelas IV SDLB di SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi, SLB N
Pangandaran, SLB Muhamadiyah Banjarsari?
H. Metodologi dan Tehknik Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode observasi
secara langsung, dengan melakukan pengamatan langsung .
Teknik pengumpulan data yang
dianggap tepat dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara dan observasi.
I. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian tercantum dalam tabel sebagai berikut :
NO
|
NAMA
|
USIA
|
L/P
|
KETERANGAN
|
1
|
Fz
|
10th
|
L
|
Siswa SLB YPI Al-Maghfiroh Purwadadi
|
2
|
Wn
|
11th
|
L
|
Siswa SLB Muhamadiyah Banjarsari
|
3
|
Rt
|
11th
|
P
|
Siswa SLB N Pangandaran
|
4
|
Nr
|
22th
|
P
|
Guru kelas IV SDLB di SLB YPI Al-Maghfiroh
Purwadadi
|
5
|
Ww
|
35th
|
P
|
Guru kelas IVSDLB di SLB Muhamadiyah Banjarsari
|
6
|
AS
|
30th
|
P
|
Guru kelas IV SDLB di SLB N Pangandaran
|
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar